Minggu, 17 Maret 2019

Penelitian Kualitatif Pendekatan Grounded Theory

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Grounded theory atau teori dasar merupakan salah satu model pendekatan penelitian kualitatif yang sedang berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir ini, baik dari sisi kuantitas maupun bidang studi  yang menggunakannya, dari yang semula di bidang sosiologi saja sekarang sudah berkembang ke bidang-bidang lain, seperti pendidikan, ekonomi, antropologi, psikologi, bahasa, komunikasi, politik, sejarah, agama dan sebagainya. Penelitian jenis ini (grounded) dikembangkan pada tahun 1967 oleh Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss dengan diterbitkannya buku berjudul The Discovery of Grounded Theory. Tetapi di Indonesia mulai dikenal sekitar tahun 1970.  Kehadirannya menghebohkan para ahli penelitian kualitatif  sebelumnya yang selalu berangkat dari teori untuk menghasilkan teori baru. Teori dipakai sebagai alat untuk memahami gejala atau fenomena hingga data yang diperoleh. Asumsinya, tanpa teori sebagai sebuah perspektif, peneliti tidak akan mampu memahami gejala untuk memperoleh makna (meaning), sehingga bisa jadi gejala yang penting  pun untuk menjawab masalah penelitian terlewatkan  begitu saja karena peneliti  memiliki kelemahan atau kekurangan wawasan mengenai tema yang diteliti, baik  secara teoretik atau yang disebut sebagai perspektif teoretik maupun wawasan empirik yang diperoleh dari pelacakan studi atau penelitian sebelumnya. 
B. Pengertian Grounded Theory
Grounded Theory merupakan metodologi penelitian kualitatif yang berakar pada kontruktivisme, atau paradigma keilmuan yang mencoba mengkontuksi atau merekontruksi teori atas suatu fakta yang terjadi di lapangan berdasarkan pada data empirik. Kontruksi atau rekontruki teori itu diperoleh melalui analisis induktif atas seperangkat data emik berbentuk korpus yang diperoleh berdasarkan pengamatan lapangan. Hal ini didukung Borgatti (1990) dengan menjelaskan bahwa frasa "grounded theory", nama yang diberikan kepada grounded theory, merujuk pada "theory that is developed inductively from a corpus of data". Data-data yang dianalisis merupakan emik karena data-data itu diperoleh berdasarkan penuturan, tindakan dan pengalaman para partisipan. Data-Data itu kemudian diindentifikasi,diberikode, dikategorikan dan secara konstan dibandingkan satu dengan yang lain.  at sesuai dengan fenomena yang diteliti (atau dijadikan sebagai sumber data). dengan kata lain, ide pokok pendekatan grounded theory adalah analisis kulitatif data lapangan yang dilakukan dengan membaca seperangkat teks (catatan lapangan, transkrip wawancara, atau dokumen-dokumen yang relevan) secara seksama (bila perlu berulang-ulang) untuk menemukan konsep-konsep atau kategori-kategori dan hubungan anatar konsep maupun kategori tersebut.
tujuan penelitian grounded theory adalah merekonstruksi teori-teori yang digunakan untuk memahami fenomena. Elliott dan Lazenbatt (2005) mengatakan : " With its origins in sociology, grounded theory emphasises the importance of developing an understanding of human behaviour through a process of discovery and induction rather than from the more traditional quantitative research process of hypothesi testing and deduction". oleh karena itu grounded theory digunakan dalam rangka menjelaskan fenomena, proses atau merumuskan teori yang umum tentang sebuah fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan teori yang ada. Creswell (2008:432) mengatakan bahwa grounded theory sangat sesuai digunakan untuk meneliti proses pengembangan kemampuan menulis dikalangan siswa atau proses pengembangan karir dikalangan wanita Amerika-Afrika dan Kaukasia yang berpotensi tinggi.
Ciri-ciri utama penelitian Grounded Theory
 Menurut Creswell (2008:440), enam karakteristik berikut merupakan elemen-elemen yang terdapat dalam berbagai pendekatan grounded theory, termasuk desain sistematik 'emerging' dan 'konstruktivis'.
1. Pendekatan Proses
2. Penyampelan Teoritik
3. Analisis Data Perbandingan Konstan
 




4. Kategori Inti
5.Perumusan Teori
6.Penulisan Memo

 



Tahapan Pelaksanaan Penelitan Grounded Theory
Penelitian Grounded Theory diawali dengan pemusatan perhatian pada suatu wilayah kajian dan diikuti oleh pengumpulan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik, khususnya wawancara dan obserrvasi lapangan (field observation). Setelah terhimpun, data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik 'coding' dan prosedur penyampelan teoritis. Tahap berikutnya adalah menyusun teori (yang menjelaskan fenomena yang diteliti) dengan menggunakan teknik interpretasi. Pada tahap akhir, hasil penelitian disusun secara sistematis. Selaras dengan itu, Creswell (2008: 432) menjelaskan Grounded theory dilakukan melalui sebuah prosedur penjaringan data yang sistematis, pengidentifikasian kategori-kategori (tema-tema), penghubungan kategori-kategori tersebut, dan pembentukan teori yang menjelaskan proses tersebut. Dengan demikian teori-teori yang dihasilkan merupakan teori ‘proses’ yang menjelaskan fenomena (tahapan-tahapan proses, tindakan, atau interaksi yang terjadi di kancah penelitian selama penelitian terjadi).
Gambaran di atas hanyalah gambaran prosedur secara umum, sedangkan prosedur yang spesifik sulit digambarkan mengingat bahwa penelitian Grounded theory diaplikasikan dalam berbagai disiplin ilmu. Selain itu, terdapat paling tidak tiga desain yang lazim digunakan cukup beragam, dengan disain yang teratur (sistematik dan emerging) maupun fleksibel (konstruktivis).


Contoh Riset Grounded Theory


 Judul penelitian grounded theory dipaparkan di sini sekadar sebagai contoh saja. Pembaca dapat mencari inspirasi dengan cara membaca judul penelitian berikut atau di luar sana tetapi tentu saja dilarang untuk mengcopy-paste karena telah dipublikasikan. Berikut judul riset grounded theory terpilih:
Multikulturalisme Dalam Game Online 
(Studi Kasus Tentang Identitas dan Budaya Popular pada Pengguna Media Game Online "Royal story" diFacebook)
Oleh : Sumarni Bayu Anita,S.Sos,M.A
  Penelitian ini menganalisis multikulturalisme dalam game online dengan mengambil studi kasus tentang identitas dan budaya popular pada pengguna media game online "Royal Story" di Facebook yang saat ini sudah dilike oleh 1.256.170 pengguna facebook sejak diluncurkan pertama kali per 18 januari 2013.Kaitan antara budaya popular game online dan identitas para penggunaya ini diteliti berdasarkan teori multikulturalisme kritis yang berasal dari buku budaya media cultural studies, identitas, dan politik : antara modern dan postmodern karya Douglas Kallner 2010, bab 3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif dengan asumsi-asumsi pandangan dunia filosofinya adalah konstruktivisme,strategi penelitian yanng berhubungan dengan asumsi-asumsi tersebut deskriptif, dan metode-metode atau prosedur-prosedur spesifik yang dapat menerjemahkan strategi tersebut kedalam praktik nyatanya adalah observasi terlibat sebagai pengguna media game online "Royal Story" dan analisis kritis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembukaan Magister Ilmu Komunikasi STISIPOL CANDRADIMUKA PALEMBANG

          Menginjak usia 51 tahun, STISIPOL Candradimuka Palembang melakukan terobosan baru. Yakni, dengan membuka Program Studi (Prodi) ...