Jumat, 15 Maret 2019

Penelitian Kualitatif Pendekatan Etnografi

Definisi Etnografi

Etnografi adalah jenis metode penelitian yang diterapkan untuk mengungkap makna sosio-kultural dengan cara mempelajari keseharian pola hidup dan interaksi kelompok sosio-kultural (culture-sharing group) tertentu dalam ruang atau konteks yang spesifik. Seorang etnografer tak hanya mengamati namun juga berupaya untuk menyatu dalam kehidupan kultural suatu kelompok masyarakat yang diteliti.
Sampai di sini, kita sudah bisa mengidentifikasi sedikitnya dua dimensi penting yaitu adanya kelompok sosio-kultural yang spesifik dan penyatuan kultural antara peneliti dengan kelompok yang diteliti.


 Etnografi komunikasi juga memiliki dua tujuan yang berbeda arah secara sekaligus. Etnografi komunikasi bisa bersifat spesifik karena mencoba menjelaskan dan memahami perilaku komunikasi dalam kebudayaan tertentu  sehingga sifat penjelasannya terbatas pada suatu konteks tempat dan waktu tertentu; etnografi komunikasi juga bisa bersifat global karena mencoba memformulasikan konsep-konsep dan teori untuk kebutuhan pengembangan metateori global komunikasi antarmanusia.
Obyek penelitian etnografi komunikasi
Ada beberapa istilah-istilah yang akan menjadi kekhasan dalam penelitian etnografi komunikasi, dan istilah ini nantinya akan menjadi ‘obyek penelitian ‘ etnografi komunikasi:
  1. Masyarakat tutur ( speech community). Apa itu masyarakat tutur ? Hymes memberi batasan mengenai masyarakat tutur adalah suatu kategori masyarakat di mana anggota-anggotanya tidak saja sama-sama memilliki kaidah untuk berbicara, tetapi juga satu variasi linguistik tertentu.  Sementara menurut Seville –Troike, yang dimaksud masyarakat tutur tidak harus memiliki satu bahasa, tetapi memiliki kaidah yang sama dalam berbicara ( Syukur, dalam Kuswarno, 2008:39,40). Jadi batasan utama yang membedakan masyarakat tutur satu dengan yang lain adalah kaidah-kaidah untuk berbicara. Sehingga suatu suku bangsa atau kebudayaan bisa saja memiliki dua atau lebih masyarakat tutur.
  2. Aktivitas komunikasi. Setelah menemukan atau mengidentifikasi masyarakat tutur, maka tahap selanjutnya bagi etnografer adalah menemukan aktivitas komunikasi-nya. Atau mengidentifikasi peristiwa komunikasi atau proses komunikasi. Menurut Hymes, tindak tutur atau tindak komunikasi mendapatkan statusnya dari konteks sosial, bentuk gramatika  dan intonasinya. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas komunikasi dalam etnografi komunikasi, maka kita memerlukan pemahaman mengenai unit-unit diskrit aktivitas komunikasi. Hymes mengemukakan unit diskrit komunikasi itu adalah (Syukur dalam Kuswarno, 2008:41):
  1. Situasi komunikatif dan konteks terjadinya komunikasi
  2. Peristiwa komunikatif atau keseluruhan perangkat komponen yang utuh yang meliputi tujuan umum komunikasi, topic umum yang sama, partisipan yang secara umum menggunakan varietas bahasa yang sama, dengan kaidah-kaidah yang saya dalamberinteraksi dan dalam setting yang sama.
  3. Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tungga seperti pernyataan, permohonan, perintah ataupun perilaku non verbal.
Pendeknya, yang dimaksud aktivitas komunikasi dalam etnografi komunikasi tidak lagi bergantung / bertumpu pada pesan, komunikator, komunikan, media, dan efeknya melainkan aktivitas khas yang kompleks di mana di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa khas komunikasi yang melibatkan tindak-tindak komunikasi khusus dan berulang.
  1. Komponen Komunikasi.  Komponen komunikasi merupakan bagian yang paling penting dalam kajian etnografi komunikasi. Yang dimaksud komponen komunikasi dalam etnografi komunikasi adalah ( Syukur  dalam Kuswarno,2008: 42,43):
  1. Genre atau tipe peristiwa komunikasi ( misal lelucon, salam, perkenalan, dongen, gossip dll)
  2. Topik peristiwa komunikasi.
  3. Tujuan dan fungsi peristiwa secara umum dan juga fungsi dan tujuan partisipansecara individual.
  4. Setting termasuk lokasi, waktu, musim dan aspek fisik situasi yang lain
  5. Partisipan, termasuk usianya, jenis kelamin, etnik, status sosial, atau kategori lain yang relevam dan hubungannya satu sama lain.
  6. Bentuk pesan, termasuk  saluran verbal, non verbal dan hakikat kode yang digunakan, misalnya bahasa mana dan varietas mana.
  7. Isi pesan, mencakup apa yang dikomunikasikan termasuk level konotatif dan referensi denotative.
  8. Urutan tindakan, atau urutan tindak komunikatif atau tindak tutur termasuk alih giliran atau fenomena percakapan.
  9. Kaidah interaksi.
  10. Norma-norma interpretasi, termasuk pengetahuan umum, kebiasaan, kebudayaan, nilai dan norma yang dianut, tabu-tabu yang harus dihindari, dan sebagainya.
  1. Kompetensi Komunikasi.  Tindak komunikasi individu sebagai bagian dari suatu masyarakat tutur dalam perspektif etnografi komunikasi lahir dari integrasi tiga ketrampilan yaitu ketrampilan linguistik, ketrampilan interaksi dan ketrampilan kebudayaan.  Kompetensi inilah yang akan sangat memengaruhi penutur ketika mereka menggunakan atau menginterpretasikan bentuk-bentuk linguistik. Kompetensi komunikasi ini meliputi ( Syukur dalam Kuswarno,2008: 43,44):
  1. Pengetahuan dan harapan tentang siapa yang bisa atau tidak bisa berbicara dalam setting tertentu?
  2. Kapan mengatakannya?
  3. Bilamana harus diam?
  4.  Siapa yang bisa diajak bicara?
  5. Bagaimana berbicara kepada orang-orang tertentu yang peran dan status sosialnya berbeda?
  6. Apa perilaku non verbal yang pantas?
  7. Rutin yang bagaimana yang terjadi dalam alih giliran percakapan?
  8. Bagaiamana menawarkan bantuan?
  9. Bagaimana cara meminta informasi dan sebagainya?
Varietas Bahasa.  Pemolaan komunikasi ( communication patterning) akan lebih jelas bila diuraikan dalam konteks varietas bahasa. Hymes menjelaskan bahwa dalam setiap masyarakat terdapat vaietas kode bahasa ( language code) dan cara-cara berbicara yang bisa dipakai oleh anggota masyarakat atau sebagai repertoire komunikatif masyarakat tutur.  Variasi ini akan mencakup semua varietas dialek atau tipe yang digunakan dalam populasi sosial tertentu, dan factor-faktor sosiokultural yang mengarahkan pada seleksi  dari salah satu variasi bahasa yang ada.  Sehingga pilihan varietas yang dipakai akan menggambarkan huubungan yang dinamis antara komponen-komponen komunikatif dari suatu masyarakat tutur, atau yang dikenal sebagai pemolaan komunikasi (communication patterning).

Contoh Riset Etnografi 


 Judul penelitian etnografis dipaparkan di sini sekadar sebagai contoh saja. Pembaca dapat mencari inspirasi dengan cara membaca judul penelitian berikut atau di luar sana tetapi tentu saja dilarang untuk mengcopy-paste karena telah dipublikasikan. Berikut judul riset etnografis terpilih:
Media Komunikasi Dan Konstruksi Identitas Kelokalan
 (Studi Kasus Tentang Wongkito.net Bagi Blogger "Wong Kito" di Kota Palembang) 
Oleh : Sumarni Bayu Anita,S.Sos,M.A

Penelitian ini menganalisis media  komunitas dan konstruksi identitas kelokalan dii Kota Palembang dengan mengambil studi kasus tentang Wongkito.net bagi orang palembang yang juga terkenal dengansebutan "Wong Kito". Kaitan antara media komunitas dan konstruksi identitas kelokalan ini diteliti berdasarkan teori identitas Kathryn Woodward, teori Mary Douglas mengenai penciptaan 'orang dalam' dan 'orang luar' serta konstruksinya dalam struktur sosial, dan teori tentang komunitas itu sendiri oleh Stewart E. Perry.

selamat membaca,semoga bermanfaat๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembukaan Magister Ilmu Komunikasi STISIPOL CANDRADIMUKA PALEMBANG

          Menginjak usia 51 tahun, STISIPOL Candradimuka Palembang melakukan terobosan baru. Yakni, dengan membuka Program Studi (Prodi) ...